Selasa, 16 Agustus 2011

Dalam Ruangan Ada 4 lilin yang menyala yang sedikit demi sedikit habis meleleh. sunyinya suasana hingga terdengarlah percakapan mereka. Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” sang lilin pertama padam. Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya.” Begitu selesai bicara, sang lilin kedua padam. Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga. Tanpa terduga…ada Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Tolong Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!” Lalu ia mengangis tersedu-sedu. Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya: “Akulah HARAPAN.” Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.INTINYA HARAPAN ITU TIDAK PERNAH MATI. DALAM SITUASI APAPUN INSYA ALLAH MAMPU MENGHIDUPKAN KEMBALI KETIGANYA YAITU CINTA, IMAN DAN DAMAI DENGAN SEBUAH HARAPAN. . . .

Rabu, 10 Agustus 2011

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 1432 H


wujud kewaspadaan

ANGGOTA SABHARA POLRES PATI KETIKA MELAKSANAKAN PENGAMANAN DI PENGADILAN NEGERI PATI DENGAN MEMERIKSA RANMOR YANG MASUK KE PENGADILAN

TIM 93 POLRES PATI

PEMBENTUKAN TIM 93 POLRES PATI YANG DIBAGI 4 EX KAWEDANAN PATI SEBAGAI WUJUD USAHA POLRI DALAM MEMBERANTAS KEJAHATAN / MENJAGA SITUASI KAMTIBMAS KABUPATEN PATI YANG KONDUSIF, AMAN DAN TERKENDALI
 

Sabtu, 06 Agustus 2011

MARHABAN YA RAMADHAN

"MARHABAN YA RAMADHAN". . .Kalimat itu menggema di semua belahan dunia ini menandai datangnya bulan suci, bulan penuh berkah dan maghfiroh yang senantiasa ditunggu-tunggu umat muslim.

Makna Ramadhan begitu besar dan mendalam seakan menjadi titik tumpu setiap umat atas sejuta harapan untuk kehidupan yang lebih baik pasca Ramadhan. Tidak heran, jika muara Ramadhan yang ditandai dengan “Idul Fitri” dijadikan sebagai hari kemenangan setiap umat yang menunaikannya.

Kehadiran bulan suci diharapkan akan memberikan ”pencerahan” baru setelah (hampir) setahun lamanya kita bersikutat dengan persoalan-persoalan duniawi yang tak jarang membuat kita abai terhadap nilai-nilai spiritual”.

Kurun waktu dua belas bulan, bukanlah waktu yang sebentar. Dalam kurun itu, kita tidak sadar telah menumpukkan berbagai bentuk pengingkaran, baik terhadap sang Kholik maupun terhadap diri sendiri, serta terhadap sesama umat. Alhasil khilaf, salah, dan dosalah yang bersarang dalam diri yang bernobat sebagai mahluk paling sempurna dengan kelengkapan akal dan pikiran. Oleh karenya, sepakat sekali jika Ramadhan yang penuh dengan kesucian kita maknai sebagai bulan “pencerahan” bagi umat muslim di berbagai belahan dunia.
Kata ‘sabar’ mudah sekali diucapkan, namun sangat sulit untuk dilaksanakan. Melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan sangat melatih kesabaran kita. Sedikit saja ilustrasi, kita sabar tidak makan dan minum sepanjang hari sebelum waktunya tiba. Ketika sore hari menjelang waktunya berbuka puasa, tanpa kesabaran tidak mungkin kita dapat bertahan. 

Kedua, jujur. ‘Jujur’ pun demikian, sulit sekali untuk dilaksanakan. Manusiawi memang, jujur adalah salah satu sifat yang bertolak belakang dengan keinginan manusia pada umumnya. Bulan suci Ramadhan akan mengelola sifat ‘jujur’ itu.

Ketiga, disiplin. Ilustrasi yang melukiskan bahwa ‘kedisiplinan’ sangat dilatih di bulan suci Ramadhan, tidak diragukan lagi. Sebagai contoh saja, misalnya tahapan kegiatan dalam satu hari satu malam sepanjang bulan tersebut sangatlah teratur. 

Keempat, kebersamaan. Manusia sebagai mahluk sosial harus mengedepankan kebersamaan. Di bulan suci Ramadhan, sikap kebersamaan sangat terlihat dengan jelas. Ini membuktikan bahwa bulan Ramadhan pun akan melatih kebersamaan dalam kehidupan.