Sabtu, 06 Agustus 2011

MARHABAN YA RAMADHAN

"MARHABAN YA RAMADHAN". . .Kalimat itu menggema di semua belahan dunia ini menandai datangnya bulan suci, bulan penuh berkah dan maghfiroh yang senantiasa ditunggu-tunggu umat muslim.

Makna Ramadhan begitu besar dan mendalam seakan menjadi titik tumpu setiap umat atas sejuta harapan untuk kehidupan yang lebih baik pasca Ramadhan. Tidak heran, jika muara Ramadhan yang ditandai dengan “Idul Fitri” dijadikan sebagai hari kemenangan setiap umat yang menunaikannya.

Kehadiran bulan suci diharapkan akan memberikan ”pencerahan” baru setelah (hampir) setahun lamanya kita bersikutat dengan persoalan-persoalan duniawi yang tak jarang membuat kita abai terhadap nilai-nilai spiritual”.

Kurun waktu dua belas bulan, bukanlah waktu yang sebentar. Dalam kurun itu, kita tidak sadar telah menumpukkan berbagai bentuk pengingkaran, baik terhadap sang Kholik maupun terhadap diri sendiri, serta terhadap sesama umat. Alhasil khilaf, salah, dan dosalah yang bersarang dalam diri yang bernobat sebagai mahluk paling sempurna dengan kelengkapan akal dan pikiran. Oleh karenya, sepakat sekali jika Ramadhan yang penuh dengan kesucian kita maknai sebagai bulan “pencerahan” bagi umat muslim di berbagai belahan dunia.
Kata ‘sabar’ mudah sekali diucapkan, namun sangat sulit untuk dilaksanakan. Melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan sangat melatih kesabaran kita. Sedikit saja ilustrasi, kita sabar tidak makan dan minum sepanjang hari sebelum waktunya tiba. Ketika sore hari menjelang waktunya berbuka puasa, tanpa kesabaran tidak mungkin kita dapat bertahan. 

Kedua, jujur. ‘Jujur’ pun demikian, sulit sekali untuk dilaksanakan. Manusiawi memang, jujur adalah salah satu sifat yang bertolak belakang dengan keinginan manusia pada umumnya. Bulan suci Ramadhan akan mengelola sifat ‘jujur’ itu.

Ketiga, disiplin. Ilustrasi yang melukiskan bahwa ‘kedisiplinan’ sangat dilatih di bulan suci Ramadhan, tidak diragukan lagi. Sebagai contoh saja, misalnya tahapan kegiatan dalam satu hari satu malam sepanjang bulan tersebut sangatlah teratur. 

Keempat, kebersamaan. Manusia sebagai mahluk sosial harus mengedepankan kebersamaan. Di bulan suci Ramadhan, sikap kebersamaan sangat terlihat dengan jelas. Ini membuktikan bahwa bulan Ramadhan pun akan melatih kebersamaan dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar